WORKSHOP PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMAHAMAN SIKAP INKLUSIF, TOLERANSI, KESETARAAN BERAGAMA, BUDAYA & GENDER
- Rabu, 16 Oktober 2024
- SMPDU1
Pendidikan adalah fondasi utama dalam membentuk masa depan generasi muda. Guru adalah kunci utama dalam memberikan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kepada siswa. Untuk memastikan pendidikan yang berkualitas, guru-guru perlu terus mengembangkan keterampilan mereka. Inilah yang menjadi tujuan utama dari Workshop Pembelajaran Guru yang diadakan di SMP Darul Ulum 1 Unggulan Peterongan Jombang pada Hari/Tanggal : Kamis-Jumat, 10-11 Oktober 2024.
Workshop ini merupakan kesempatan emas bagi 88 guru SMP Darul Ulum 1 Unggulan Peterongan untuk mendapatkan wawasan terbaru dalam dunia pendidikan. Kegiatan ini diisi oleh ahli pendidikan yang berpengalaman, yakni Bapak Dr. Yudi Setianto,M.Pd. dan Bapak Usman Effendi, M. Pd. Beliau adalah Widyaiswara Ahli Madya dari Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur.
Workshop bertajuk “Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pemahaman Sikap Inklusif, Toleransi, Kesetaraan Beragama, Budaya & Gender” dibuka oleh Majelis Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum sekaligus sebagai Ketua Komite SMP Darul Ulum 1 Unggulan Peterongan, Drs. KH. Muh. Iqbal Hasyim. Beliau berpesan untuk seluruh peserta workshop agar terus berproses dan berkembang untuk mendidik siswa-siswi SMP Darul Ulum 1 Unggulan Peterongan.
Dalam workshop ini, ada 3 materi utama yang didiskusikan yaitu: Pengembangan pembelajaran berbasis projek, Peningkatan kompetensi pemahaman Profil Pelajar Pancasila dan Peningkatan kompetensi moderasi beragama, budaya dan Gender. Mashudi, S.S,. S.Pd selaku Kepala SMP Darul Ulum 1 Unggulan Peterongan mengatakan dalam sambutannya bahwa amanah dari Raport Pendidikan 2024 harus mengembangan pembelajaran berbasis Proyek, Juga harus memahami tentang P5 secara utuh serta memahami keberagaman agama, budaya, dan gender.
Harapan sekolah dengan adanya workshop ini, seluruh guru mampu mengaplikasikan pembelajaran berbasis proyek di masing-masing mata pelajaran. Selain itu, pentingnya sikap inklusif, toleransi, serta kesetaraan dalam beragama, budaya, dan gender juga semakin relevan di tengah masyarakat yang multikultural. Oleh karena itu, workshop ini diadakan untuk membekali guru dan dalam menerapkan metode PBL yang menyentuh aspek-aspek keberagaman tersebut, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan menghargai perbedaan.
